Hubungan antara Penilaian Kinerja dengan Teori Motivasi


Hallo teman-teman, apakabar semuanya?? Semoga sehat selalu yaa..
Oiya sebelum mulai materinya, saya mau minta maaf atas blog saya yang kemarin font nya terlalu kecil. Waktu itu saya mengerjakan menggunakan hp, jadi saya kira tulisannya standar saja. Hehehe
Nah di blog saya kali ini, akan memberikan informasi nih kepada teman-teman mengenai hubungan antara penilaian kinerja dengan teori motivasi. Kira-kira gimana ya hubungannya?
Yuk simak….

Definisi Penilaian Kinerja
“Performance appraisals are the formalized means of assessing worker performance in comparison to certain established organizational standards.” (Riggio, 2013)
Penilaian kinerja adalah cara formal untuk menilai kinerja pekerja dibandingkan dengan standar organisasi tertentu yang ditetapkan.

“The process of measuring and providing feedback about employee contributions to the organizations.” (Stewart, 2011)
Proses mengukur dan memberikan umpan balik tentang kontribusi karyawan kepada organisasi.

Dari kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan penilaian kerja adalah suatu cara formal untuk mengukur / menilai kinerja pekerjaan dengan memberikan umpan balik tentang kontribusi karyawan kepada organisasi.

Definisi Motivasi
“Motivation refers to forces within an individual that account for the level, direction, and persistence of effort expended at work.” (Schermerhorn, 2012)
Motivasi mengacu pada kekuatan dalam diri seseorang yang memperhitungkan tingkat, arah, dan kegigihan upaya yang dilakukan di tempat kerja.

Teori Motivasi
Nah, sebenarnya pada blog sebelum-sebelumnya saya juga pernah memaparkan mengenai teori motivasi. Teori motivasi yang dipaparkan oleh Frederick Herzberg, terdapat dua faktor yaitu faktor hygiene dan faktor motivasi. Faktor hygiene merupakan faktor yang mempengaruhi suatu ketidakpuasan dalam bekerja dan faktor motivasi adalah faktor yang sangat mempengaruhi kepuasan kerja.

Hubungan antara penilaian kinerja dengan teori motivasi
Terdapat hubungan antara penilaian kinerja dengan teori motivasi. Apabila seseorang memiliki motivasi yang dimana mempengaruhi kepuasan kerja, maka biasanya dia dapat mengerjakan seluruh tugas-tugasnya dengan cepat, teliti dan menikmatinya. Setelah melihat adanya motivasi dalam bekerja, maka kinerja yang dilakukan karyawan akan mendapatkan nilai baik, nilai lebih di mata atasan. Dan sebaliknya, apabila karyawan tidak memiliki motivasi dalam bekerja, maka ia tidak menikmati proses, mudah mengeluh, dan sebagainya dan berdampak buruk kepada hasil kinerja dan mendapatkan nilai yang buruk.

Referensi:
1.      Schermerhorn, Jhon R, & etc. 2012. Organizational Behaviour (12th Ed). New Jersey: Jhon Wiley & Sons.
2.      Riggio, Ronald E. 2013. Introduction to Industrial/Organizational Psychology (6th Ed). New Jersey: Pearson Education, Inc.
3.      Stewart, G.L., & Brown, K.G. 2011. Human Resource Management Linking Strategy to Practice (2nd Ed). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.


Komentar